“ Andy!”
“ Iya, ada apa Aline?”
“ Ntar sore ada acara gak? Temenin aku ke toko buku donk, aku pengen beli novel baru nih”.
“ Sama Fitri juga kah?”
“ Kayaknya gak deh, katanya dia lagi ada urusan keluarga gitu”.
“ Ya udah, ntar sore aku jemput jam 4. On time!”
“ Ok!”
Perkenalkan, namaku Aline. Dan cowok di sampingku ini adalah Andy. Ada seorang lagi sih, namanya Fitri, tapi udah pulang duluan, ada urusan keluarga. Kami bertiga bersahabat sejak kecil, rumah kami satu komplek, jadi kami sudah mengenal sifat masing-masing dengan baik. Aku orangnya cantik, lembut, dewasa. Andy, cowok keren yang banyak fansnya, pinter, baik, jago sepak bola. Fitri, cewek tomboy yang manis, jago basket, tapi agak lemot. Kami bertiga jarang banget bertengkar. Kalau ada masalah diselesaikan dengan baik. Perbedaan karakter kami, bukanlah suatu alasan kita untuk saling menyakiti, malah sebaliknya, saling melengkapi.
Suatu hari aku curhat ke Fitri tentang perasaanku yang sebenarnya. Aku naksir Andy, lebih dari seorang sahabat. Setiap hari bareng sama dia mulai memunculkan rasa ingin memiliki, bukan sebagai sahabat, tapi lebih dari itu, bisa dibilang penjaga hati lah. Setiap kali ada cewek yang mendekatinya. Rasanya aku cemburu.
“ Fit, kayaknya aku lagi naksir Andy deh. Gak tau kenapa akhir-akhir ini aku sering deg-degan akalau lagi deket ama dia. Aduh Fit, aku ngrasa gak enak banget, rasanya aku udah nodain persahabatan kita, padahal harusnya gak boleh kan?”
“ Waduh kok bisa sih? Gila kamu! Ckckckck”.
“ Aduh Fit, aku bingung nih, aku harus gimana ya?”
“ Ya udah bilang aja ke Andy apa yang kamu rasa”.
“ Ih gila kamu, gak mau ah. Aku takut, ntar dia gak mau sahabatan ma aku lagi”.
“ Aduh Aline, kamu kayak gak tau sifatnya Andy aja. Gak mungkin lah dia mutusin persahabatan yang udah kita jaga selama ini gara-gara kamu bilang suka ke dia”.
“ Tapi ini kan masalah perasaan Fit?”
“ Trus, kalau kamu gak ngomong gimana Andy bisa tau?”
“ Iya juga sih, ntar deh, kupikir dulu”.
2minggu setelah aku curhat ke Fitri, aku memutuskan untuk bilang ke Andy tentang perasaanku. Gak enak juga kalau ada yang ngganjel di persahabatan kami. Aku pun ngajak Andy ketemuan di taman.
“ Ada apa Lin, kok kayaknya ada yang penting ya?”
“ Mmmm…gini Ndy, sebelumnya maaf ya, maaf banget. Sebenernya aku suka sama kamu, bukan sebagai sahabat, tapi lebih Ndy”.
“ Apa? Aduh Aline!”
“ Aduh maaf Ndy, aku juga gak tau kenapa bisa gini. Aku Cuma pengen kamu tau aja kok, lagian aku juga gak mau ngrusak persahabatan kita hanya gara-gara perasaanku ke kamu”.
“ Waduh gimana ya Lin, tapi aku mau jujur sama kamu deh. Sebenarnya aku Cuma nganggep kamu sebagai sahabat doank, adekku, gak lebih dari itu. Sebenernya lagi aku itu suka sama Fitri”
“ What? Waduh, kenapa jadi cinta segitiga gini?”
“ Maaf Aline! Aku gak pernah jujur ma kalian tentang perasaanku ini”.
“ Ya udah deh gak papa. Aku udah lega kok udah ngungkapin ke kamu, walaupun akhirnya kamu nolak aku. Sekarang fokus mengejar cintamu buat Fitri. Ayo SEMANGAT!!”
“ Lho kamu gak marah Lin? Aduh maaf banget ya!”
“ Hmm, aku gak papa kok, yang penting kita masih sahabatan”.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Andy mengungkapkan perasaannya ke Fitri. Fitri gak lagsung jawab, Dia minta beberapa hari untuk berfikir. Tepat seminggu, dia meminta kami berkumpul.
“ Aku mau ngomong sama kalian. Sebelumnya aku makasih ke Andy karena udah suka sama aku. Tapi Ndy, kamu tau kan kalau Aline suka sama kamu?” Fitri bertanya pada Andy.
“ Iya tau, tapi aku udah ngejelasin ke dia semua, dan dia ngerti. Iy kan Lin?” Andy bertanya padaku.
“ Iya Fit, aku gak papa kok”, jawabku
“ Aline maaf ya!”
“ Gak ada yang perlu dimaafin Fit, lagian gak ada yag salah juga kok”, jawabku tulus.
“ Aku gak mau nyakitin kalian berdua, kalau misalnya aku nerima Andy, kasihan Aline. Jadi aku putuskan, kita tetep jadi sahabat ya Ndy, kan kamu masih bis nyayangin aku sebagai sahabatmu”. Kata Fiti
“ Ya udah Fit, gak papa kok. Aku hargai keputusan kamu. Cinta memang gak bisa dipaksakan”.
“ Makasih ya Ndy, kamu bisa ngerti”.
Kami pun berpelukan. Rasanya jadi sahabat seperti sekarang ini memang jauh lebih baik.
